February 13, 2011

Adakah Anda Seorang Yang Berakhlak???

Bismillahi walhamdulillah...

Akhlak...

Sekian banyak hadith yang membicarakan tentang akhlak.Saya tertarik dengan kupasan Majalah Solusi ke 28 tentang : Tanpa Akhlak Rosak Ibadah.



Akhlak yang dapat saya simpulkan melalui kupasan dalam majalah tersebut ialah :

"Satu Kepribadian mulia yang lahir tanpa dipaksakan.Tak perlu berfikir panjang untuk dilaksanakan.Tak perlu di cari hujah kenapa perlu melakukannya.Tak perlu di timbang-timbang hikmah dan manfaat menjalankannya.Ia lahir secara natural,seakan telah sebati dan mendarah daging kepribadian mulia itu dengan jiwa kita. Ia seperti tindakan refleks,sekali tangan terkena benda panas,automatik kita akan menarik tangan kita kembali"

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR Tirmidzi, dari abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan juga oleh Ahmad. Disahihkan Al Bani dalam Ash Shahihah No.284 dan 751)

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin amr bin Al ‘Ash radhiallahu ‘anhuma disebutkan : “Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.”

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Lihat Riyadus Sholihin no.627, tahqiq Rabbah dan Daqqaq).

“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan, dan dishahihkan oleh syaikh Al Salim Al Hilali).

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling saya kasihi dan yang paling dekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya.” (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Lihat Ash shahihah Juz 2 hal 418-419).

Contoh?

Rasulullah tetap senyum dan memaafkan Arab badwi yang menarik kain burdah baginda dengan kasar sehingga berbekas.

Rasulullah sedia menziarahi wanita yahudi yang sering mengejek dan meletakkan kotoran di hadapan rumahnya tatkala wanita tua itu jatuh sakit.

Seorang wanita yang sedang berjalan di kompleks membeli belah tunduk memungut sampah yang terlihat di hadapannya,dan memasukkannya ke dalam tong sampah tanpa rasa malu.

Seorang lelaki yang sedang memandu memberhentikan keretanya di tepi jalan dan turun untuk mengalihkan batu besar yang sedang merintang jalan.

Oh,kalau contoh yang begitu,mungkin kita juga boleh melakukannya.Haha,mungkinkah?

Tapi bagaimana pula kalau keadaannya begini :

Seorang sahabat mampu melemparkan senyuman kepada semua orang kecuali seorang ini,kerana kesalahan yang pernah di lakukannya terhadap dia.

Kita sangat baik dan ramah terhadap sebahagian orang yang kita rasa ada kaitan dengan kita,tapi sebahagian yang lain kita buat endah tak endah.

Seorang anak sangat rajin membantu di dapur tatkala berkunjung ke rumah temannya,tapi lebih suka duduk di bilik dan membiarkan ibunya buat kerja sendirian di dapur apabila berada di rumahnya sendiri.

Seorang pakar motivasi merangkap ayah yang sangat penyayang sedang baring merehatkan diri,tiba-tiba kepalanya dilanggar oleh anaknya yang sedang bermain,lantas berkata kepada sang ibu : "Can you please keep him away from me!"

Seorang lelaki sangat memuliakan dan menghormati calon mertuanya,tetapi sering meremehkan ibubapa kandungnya sendiri.

Kadang-kadang kita hanya berakhlak pada orang tertentu dan pada masa tertentu..

Ya,akhlak itu belum mendarah daging dalam jiwa kita.Ia hanya terpamer pada masa dan ketikanya.Dan adakalanya kita memikir lama samada ingin melaksanakan akhlak itu atau tidak.

Kita bukan insan yang berakhlak mulia sempurna.Kita hanya insan yang sedang berusaha melaksanakan akhlak yang mulia.



Salah?

Tidak salah selama mana kita sedar ini adalah satu proses dan sentiasa cuba meningkatkan dan memperbaiki diri kita.

Pernah satu ketika seorang sahabat Abu Dzar Al-Ghifari memanggil Bilal dengan gelaran 'budak hitam'.Bilal tersinggung lalu mengadu kepada Nabi SAW.Nabi SAW lantas menegur pebuatan Abu Dzar. Apakah yang dilakukan oleh Abu Dzar setelah ditegur nabi?

Menyimpan rasa marah terhadap Bilal kerana mengadu kepada nabi?

Membela dirinya sendiri?

Tidak.Bahkan Abu Dzar meletakkan kepala di tanah dan meminta Bilal memijaknya untuk menebus kesilapannya.

Sentiasa muhasabah dan perbaiki diri.

Kondisi kejiwaan mempengaruhi akhlak yang terpamer.

Akhlak buruk pula boleh meruntuhkan ibadah yang dibina.

Tingkatkan ruh kejiwaan agar akhlak mulia mendarah daging,dan mujahadah mematahkan serta memperbaiki akhlak buruk agar kemanisan ibadah dapat dirasai!